Pada hari Sabtu, 27 April 2024, di Gereja Katolik Paroki St. Yosep Delitua, Tiga Saudara Dina Konventual Provinsi Maria Tak Bernoda – Indonesia mengikrarkan Kaul Seumur Hidup (Kaul Kekal/Profesi Meriah). Mereka adalah Sdr. Yoseph Agung Bahtara M. Sembiring OFMConv, Sdr. Agustinus M. Kolo OFMConv, dan Sdr. Maurits Diki M. Nubatonis OFMConv.
Rentetan acara terkait Kaul Kekal tiga saudara ini dimulai pada hari Jumat (26 April 2024) hingga Sabtu sore (Sabtu, 27 April 2024) yang terdiri dari Acara Silaturahmi Persaudaraan dengan Keluarga Pengkaul, Gladi Resik, Rekreasi Persaudaraan, Penandatanganan Akta Notaris Kaul Kekal, Perayaan Ekaristi dan Acara Kaul Kekal, lalu ditutup dengan Resepsi dan Acara Hiburan di Wisma Maximilianus Kolbe.
Silaturahmi Persaudaraan Bersama Keluarga Pengkaul
Jumat, 26 April 2024 (sore) – Minister Provinsial, RP Maximilianus Sembiring, OFMConv, didampingi Sekretaris Provinsi, RP Rufinus Ero Jenska P. OFMConv dan Guardian Biara St. Yosef Delitua, RP Titus Khian Limngardi, OFMConv sebagai Mediator, di Ruang Pertemuan Kuria Provinsi, bertemu dan bersilaturahmi dengan Keluarga Pengkaul dan Ketiga Pengkaul, yang dimulai dengan doa bersama dan dilanjutkan silaturahmi penuh kekeluargaan sambil berbagi cerita mengenai masa kecil Pengkaul dan pengalaman panggilan mereka yang dimulai dari kehidupan dan pendidikan dalam keluarga. Minister Provinsial kemudian memberi penjelasan singkat arti dan makna Kaul Kekal kepada Keluarga Pengkaul seraya menerangkan kegembiraan Rohani dan tanggung jawab serta konsekuensi dari Kaul Kekal itu sendiri. Silaturahmi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dengan penuh kegembiraan dan berbagi pengalaman mengenai hidup Rohani dan kesan Keluarga terhadap anak mereka selama ini yang akan mengikrarkan Kaul Kekal esok hari. Acara kemudian dilanjutkan dengan Ibadat Sore bersama Persaudaraan dan Keluarga Pengkaul.
Gladi Resik
Jumat, 26 April 2024 (malam) – Setelah makan malam, dilaksanakan Gladi Resik demi kelancaran esok harinya. Gladi Resik malam sebelum acara dipimpin oleh Ketua Tim Liturgi Provinsi, Sdr. Andreas Budianto, OFMConv bersama anggota Tim Liturgi Provinsi. Seluruh Petugas Liturgi, Ketiga Pengkaul bersama Keluarga masing-masing ikut ambil bagian dalam Gladi Resik ini, bukan hanya sebagai Persiapan untuk acara tetapi juga untuk bersama-sama merasakan dan mengalami nilai-nilai Spiritual dari acara tersebut sebagai bagian dari iman dalam hidup sebagai orang Katolik. Gladi Resik dilakukan dengan penuh perhatian dan kegembiraan hingga semua dirasa lebih jelas dan mantap dan ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan Rekreasi Persaudaraan.
Rekreasi Persaudaraan
Jumat, 26 April 2024 (malam) – Acara malam hari itu dilanjutkan dengan Rekreasi Persaudaraan. Seluruh saudara yang sudah hadir di tempat pesta, Biara St. Yosef – Delitua, dan saudara-saudara dari komunitas Medan sekitarnya ikut ambil bagian dalam acara ini bersama Ketiga Pengkaul dan Keluarga. Acara berlangsung dengan meriah didukung oleh Café Pastoral Delitua diketuai Sdr. Satya Graha Maximilianus Ginting, OFMConv dibantu Sdr. Selsus Badur OFMConv bersama Tim Café Pastoral, yang menyediakan keperluan makan minum untuk rekreasi serta pemain musik yang mengiringi lagu dan tari dengan penuh kegembiraan. Acara rekreasi persaudaraan ini dipandu oleh Komunitas Delitua bersama saudara-saudara dari Bitora dipimpin Guardian Bitora Sdr. Longinus Judung, yang dimulai dengan lagu persaudaraan “Dalam Yesus Kita Bersaudara” dan dilanjutkan dengan acara bernyanyi dan menari bersama bergiliran setiap komunitas dan puncaknya lagu-lagu yang dipersembahkan oleh Ketiga Pengkaul. Acara Rekreasi Persudaraan ini adalah tradisi dari Provinsi yang bertujuan untuk mempererat Persaudaraan dan juga sebagai ungkapan sukacita bersama atas Pengikraran Kaul Kekal ketiga saudara. Acara kemudian dilanjutkan dengan bersharing bersama tentang hidup panggilan dengan penuh keceriaan dan ditutup dengan acara bernyayi dan menari bersama.
Penandatangan Akta Notaris
Sabtu, 27 April 2024 (pagi) – Acara pagi hari setelah sarapan dilanjutkan dengan Penandatanganan Akta Notaris Ketiga Pengkaul di hadapan Notaris dan Tim dan disaksikan oleh Minister, Sekretaris Provinsi, Guardian Biara St. Yosef Delitua dan Orang tua Pengkaul. Penandatangan ini menjadi tanda bahwa Kaul Kekal tidak hanya memiliki konsekuensi Spiritual dalam Persaudaraan tetapi juga konsekuensi Hukum, baik Hukum Gereja, Peraturan Hidup Persaudaraan, maupun Hukum Sipil. Dengan ini Ketiga Pengkaul menyerahkan seluruh diri dan miliknya kepada Tuhan melalui Persaudaaran. Akta Notaris ditandatangani oleh Ketiga Pengkaul lalu ditandatangani oleh Minister Provinsial, Guardian Biara St. Yosef Delitua dan Ketiga Orang tua Pengkaul sebagai sebagai saksi-saksi. Acara ini ditutup dengan salam dan foto bersama sebagai dokumentasi.
Perayaan Ekaristi dan Acara Kaul Kekal
Sabtu, 27 April 2024 (pagi) – Perayaan Ekaristi dan Acara Kaul Kekal dipimpin oleh Minister Provinsial Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv) Provinsi Maria Tak Bernoda – Indonesia, Sdr. Maximilianus Sembiring, OFMConv, para Definitor Provinsi dan pastor paroki, serta dua diakon, Sdr. Alexius Ivo Tarigan, OFMConv dan Sdr. Satya Graha Maximilianus Ginting, OFMConv dan puluhan imam undangan, bersama dari Ketiga Pengkaul.
Perayaan dianimasi oleh saudara-saudara dari Bitora bersama Postulan OFMConv dengan koor dan lagu-lagu liturgi yang berciri khas Persaudaraan dan Penyerahan Diri Kepada Tuhan dengan Sukacita Injili.
Sdr. Rufinus Ero Jenska P. OFMConv, Sekretaris Provinsi Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv) Provinsi Maria Tak Bernoda – Indonesia, menyampaikan homili yang diawali dengan pengalaman hidup panggilan dan nostalgia beberapa saudara mengenai perayaan kaul kekal. Kemudian homili disampaikan dengan 3 poin utama dari bacaan-bacaan liturgi terutama bacaan Injil pada perayaan tersebut dengan mengingat tema persaudaraan 4 tahun ini “.
Panggilan Tuhan – Mendengarkan suara Tuhan dan mengikutiNya
Sdr. Ero mengajak hadirin untuk merenungakan kembali makna panggilan hidup. “Panggilan Tuhan itu berarti mendengarkan suara Tuhan dan mengikutinya. Jadi yang kita dengarkan dan ikuti adalah suara Tuhan, bukan suara yang lain, apalagi manusia yang tidak beriman,” ujarnya. Sebagai seorang Fransiskan, kata Sdr. Ero kepada ketiga saudara yang mengikrarkan Kaul Kekal hari ini, sangat mendasar dan penting untuk mendengarkan suara Tuhan dan mengikutiNya. “Kalu kita tidak mendengarkan suara Tuhan, bagaimana kita mengikutiNya? Janganlah kita lebih mendengarkan suara orang lain daripada suara Tuhan,” tegasnya.
Sdr. Ero melanjutkan bahwa suara dan panggilan Tuhan lebih jelas terdengar dalam keheningan. Ini yang kita dengar dalam pengalaman panggilan Samuel. Dia mendengar suara Ketika dia sedang tidur tetapi dia tidak mengenal suara itu. Lalu imam Eli membantunya untuk mengenal suara itu dan akhirnya dia mengenal bahwa Tuhanlah yang memanggilNya. Suasana yang ditampilkan dalam kisah panggilan Samuel adalah “suasana tidur”, suasana hening. Maka kita semua, secara khusus Ketiga Pangkaul, diminta untuk pergi ke dalam keheningan, karena dalam keheninganlah kita mendengar lebih jelas suara Tuhan, bukan dalam kasak kusuk atau dalam pertengkaran. Kita diundang dan diingatkan untuk merenungkan panggilan hidup kita dengan mendegarkan suara Tuhan terus menerus dan mengikutiNya.
Nasihat Injil – Ketiga Kaul: Ketaatan, Tanpa Milik, Kemurnian untuk mengalami Sukacita Injili
Kaul yang pertama adalah ketaatan. Kapan sebenarnya ketaatan dimulai? Beberapa saudara menjawab bahwa ketaatan itu adalah ketaatan kepada pimpinan. Lalu, mengapa tidak semua orang taat? Karena terkadang permintaan pimpinan tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita atau menurut kita berat untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ketaatan yang sebenarnya itu dimulai ketika kita diminta untuk melakukan sesuatu yang tidak kita sukai atau kita anggap berat, namun kita bersedia melakukannya demi kebaikan dan kebenaran.
Kaul ketaatan itu bukan lagi tentang diri sendiri melainkan tentang tujuan panggilan hidup kita. Ketaatan tidak lagi tentang apa yang kita inginkan melainkan tentang apa yang dikehendaki Tuhan. Ketaatan itu bukan lagi tentang apa yang kita sukai melainkan apa yang disukai oleh Tuhan. Sdr. Ero menegaskan bahwa Ketaatan tidak lagi tentang keinginan pribadi kita melainkan tentang kehendak Tuhan yang diungkapkan melalui Persaudaraan.
Mengapa ketaatan itu penting? Sdr. Ero menegaskan bahwa setiap organisasi, institusi, atau ordo memiliki struktur dan keteraturan. Ketidaktaatan dapat mengganggu atau bahkan merusak persaudaraan di dalamnya. Dengan demikian, ketaatan menjaga dan memelihara kesatuan Persaudaraan. Dalam mengikrarkan Kaul Kekal, Pengkaul memiliki janji-janji yang harus mereka pegang teguh. Ketaatan terkait dengan kesetiaan terhadap janji-janji tersebut kepada Tuhan dan pimpinan. Mereka yang taatlah yang akan menemukan kehendak Tuhan, sementara yang tidak taat akan menemukan kehendak yang lain.
Kaul yang kedua adalah kaul tanpa milik. Kaul ini menjadi penting dalam hubungannya dengan sukacita Injili. “Bukankah kita sering merasa bersukacita saat memiliki banyak hal? Namun, sebenarnya sukacita yang sejati dialami melalui kaul tanpa milik,” seru Sdr. Ero. Ketiga Pengkaul diminta untuk melepaskan kepemilikan atas segala hal. Ketika kita menjadi seorang Fransiskan, kita tanpa milik. Dengan mengikrarkan Kaul Kekal, kita meninggalkan segalanya.
Kaul tanpa milik mengajak kita untuk mengalami sukacita bersama Yesus, karena dengan Kaul tanpa milik, kita dibebaskan dari segala ikatan yang dapat menjebak dan menghambat kita untuk mengikuti Tuhan. Orang yang kakinya diikat, tidak akan bisa berjalan. Satu-satunya ikatan kita adalah dengan Tuhan melalui Persaudaraan. Itulah kebebasan yang sebenarnya. Oleh karena itu, kebebasan dalam melayani Tuhan dapat tercapai melalui kaul tanpa milik.
Kaul yang ketiga adalah kaul kemurnian. Kaul ini tidak hanya pengendalian nafsu badani, tetapi lebih kepada penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Hal ini berarti kita harus meninggalkan apa pun yang menghalangi atau membuat kita tidak murni. Keegoisan, berpikir buruk tentang saudara atau orang lain, serta rasa iri, dengki, dan dendam, semuanya membuat kita tidak murni. “Maka kepada ketiga saudara pengkaul, tinggalkanlah segala yang menghalangi ataupun yang membuatmu tidak murni,” tegas Sdr. Ero.
Menjadi Rahmat bagi yang lain
Poin yang ketiga adalah menjadi rahmat bagi yang lain. Pelayanan pertama sebagai rahmat bagi orang lain adalah melalui Persaudaraan. Dengan menjawab panggilan Tuhan dan mengikutinya, dengan menghidupi ketiga kaul, setiap Pengkaul menjadi rahmat bagi yang lain. Sukacita Inili yang dialami dengan menghidupi ketiga kaul dialami pertama oleh Persaudaraan itu sendiri. Maka sukacita yang kualami dengan menghidupi nasihat Inil itu seharusnya dialami pertama dan langsung oleh Persaudaraan. Jika seorang tidak mengalami sukacita dalam Persaudaraan, dia akan mencarinya di tempat lain. Hati-hatilah dengan sikap seperti itu. Persaudaraan yang diberikan Tuhan kepada St. Fransiskus Assini adalah tempat di mana kita dapat mengalami sukacita dan kerahiman Tuhan.
Maka sampai kapanpun dan dimana pun setiap saudara Pengkaul akan hidup dalam sukacita karena setiap anggota Persaudaraan adalah orang yang mendengarkan suara Tuhan dan mengikutiNya, anggota-anggota Persaudaraan adalah orang-orang yang menghidupi nasihat Injil dan semua anggota Persaudaraan adalah rahmat bagi yang lain. Begitulah kita membangun Persaudaraan kita setiap hari dan menghidupi panggilan kita.
Pengikraran Kaul Kekal
Minister Provinsial, Sdr. Maximilianus Sembiring, OFMConv, kemudian menerima pengikraran Kaul Kekal ketiga saudara: Sdr. Yoseph Agung Bahtara Maria Sembiring, OFMConv, Sdr. Agustinus Maria Kolo, OFMConv, dan Sdr. Maurits Diki Maria Nubatonis, OFMConv. Pengikraran Kaul Kekal dilaksanakan dengan mengucapkan janji/sumpah sesuai Konstitusi di hadapan Minister Provinsial Sdr. Maximilianus K. Sembiring, OFMConv dan dua saksi, Sdr. Thomas Natalisa Tarigan, OFMConv dan Sdr. Gonzales Petrus Zonggar, OFMConv. Lalu dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara Kaul Kekal satu persatu dari Ketiga Pengkaul kemudian Minister dan kedua saksi.
Setelah pengikraran janji/sumpah Kaul Kekal, semuanya dipersembahkan dalam Perayaan Ekaristi.
Sebelum berkat, Sekretaris Provinsi kemudian membacakan Berita Acara Kaul Kekal tersebut dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Kaul Kekal, Sdr. Titus Khian Limngardi,OFMConv yang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pesta Kaul Kekal. Ketua Panita kemudian mengundang yang hadir untuk mengiktui acara selanjutnya yaitu Resepsi dan acara hiburan. Lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Minister. Minister Provinsial mengucap Syukur kepada Tuhan atas kesiapsediaan ketiga saudara Pengkaul untuk mengikrarkan Kaul Kekal. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah mendidik dan membesarkan ketiga saudara tersebut
Minister menegaskan betapa mendasar dan pentingnya peranan Keluarga dalam menanamkan nilai-nilai iman dan hidup Rohani dalam hidup sehari-hari. Ia melanjutkan bagaimana kebersamaan hidup sebagai keluarga dirasakan dari Ketiga Pengkaul. Minister kemudian menyampaikan terima kasih kepada semua undangan yang hadir, secara khusus kepada Panitia dan semua pihak yang mendukung acara.
“Saya sangat terkesan dengan peristiwa ini. Khotbah yang disampaikan menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi semua yang hadir, terutama bagi saudara-saudara muda yang telah mengikrarkan kaul kekal. Kesempatan ini menjadi hal yang sangat penting bagi masa depan mereka,” kata Minister. “Bagi kami yang sudah lanjut usia, khotbah ini memberikan semacam penyegaran, mengingatkan kami akan perjalanan yang telah kami lalui dan janji-janji yang telah kami ucapkan,” ungkapnya.
Kemudian dilanjutkan dengan berkat dan lagu penutup. Acara berikutnya adalah foto bersama Ketiga Pengkaul dan Persaudaraan serta Keluarga Pengkaul.
Resepsi di Wisma Maximilianus Kolbe
Setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan resepsi dan acara hiburan. Ketiga Pengkaul diantar ke Wisma Maximilianus Kolbe dengan becak yang dikendarai oleh saudara-saudara dari Bitora dipimpin oleh Guardian dan Rektor Bitora Sdr. Longinus Judungn OFMConv diiringi oleh musik dan teriakan khas penuh sukacita dari semua saudara dan seluruh undangan. Di depan wisma, ketiga pengkaul diterima dengan upacara adat NTT dan tarian tradisional Karo.
Acara di wisma dilanjutkan dengan pemberian cenderamata tanda Syukur dan sukacita dari Persaudaraan, Keluarga dan undangan. Kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama dan acara hiburan yang dipandu oleh saudara-saudara dari Bitora. Acara resepsi dan hiburan tersebut dipenuhi dengan semangat persaudaraan dan sukacita penuh Syukur dari semua yang hadir dengan acara, nyanyian dan tarian dari para saudara, keluarga, biarawan-biarawati dan semua yang hadir. Semoga Pesta Kaul Kekal ini semakin memajukan Persaudaraan dalam mengalami sukacita Injili dan menjadi inspirasi bgai semua yang hadir untuk mengalami sukacita injili yang sama di mana pun mereka berada. Pace e bene!