TEPATNYA terjadi tanggal 6 Juni 2019 tahun lalu. Berlangsung pada penyelenggaraan Kapitel General Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv) di Assisi dan Collevalenza (Italia).
Di hari sangat bersejarah itu, berdirilah secara kanonik Provinsi Maria Tak Bernoda Indonesia.
Tahun-tahun sebelumnya, Ordo Fransiskan Konventual di Indonesia ini masih berstatus Kustodi. Berlangsung sejak tahun 1985.
Peristiwa bersejarah ini menunjukkan dengan jelas perkembangan Ordo Fransiskan Konventual (OFMConv) di Indonesia. Baik dari segi jumlah Saudara, maupun juga karya Para Saudara. Serta kehadiran Para Saudara di beberapa keuskupan di Indonesia.
Awal kehadiran Ordo OFMConv di Indonesia
Peristiwa bersejarah ini tidak terlepas dari misi pertama Ordo Fransiskan Konventual (OFMConv).
Dimulai tahun 1937 oleh Saudara-saudara dari Belanda dan Belgia. Para imam misionaris Fransiskan Konventual ini memulai karya misi dan pewartaannya di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Pada saat itu, sebelumnya diampu oleh Serikat Yesus dan barulah kemudian diserahkan kepada OFMConv.
Mereka yang melayani karya misi di wilayah Bogor adalah adalah:
- Pastor Cajetanus van Poppel OFMConv;
- Pastor Ludovicus Van Berg OFMConv;
- Pastor Hieronymus Van Vliet OFMConv;
- Pastor Thomas Leenders OFMConv;
- Pastor Dominicus de Rider OFMConv;
Para Saudara Dina Konventual ini meninggalkan jejak sejarah Kekatolikan di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Seorang Saudara juga pernah menjadi Pastor Paroki di Bogor tahun 1952. Namanya Pastor Hieronimus Van Vliet OFMConv.
Ia meninggal tanggal 21 november 1958 dan dimakamkan di Pemakaman Cipaku, Sukasari.
Para Fransiskan Konventual masih melayani wilayah Bogor dan sekitarnya sampai tahun 1961.
Bagian Vikariat Apostolik Batavia
Misi dan kehadian para Saudara Dina Konventual di wilayah Bogor dan sekitarnya ini berlangsung dari tahun 1937 sampai 1961.
Ketika itu, Bogor masih merupakan bagian wilayah pastoral Vikariat Apostolik Batavia.
Kemudian hari dan ketika Bogor sudah menjadi Keukupan, maka akhirnya para Saudara OFMConv dengan satu-dua alasan memutuskan kembali ke Tanahair mereka di Belgia dan Belanda.
Sejak itu, karya pelayanan pastoral ini kemudian diserahkan kepada OFM yang kala itu sudah lebih dahulu hadir di Sukabumi tahun 1929. (Klik page 2 untuk baca selanjutnya)